“Jangan mengorbankan anak karena kesalahan memilih sekolah”

Sebagai pemeluk Islam, Kita tentu menginginkan puta-putri Kita terdidik secara islami supaya kelak menjadi cendikiawan yang bermoral, menjadi intelektual yang takwa. Intinya, Cendikiawan yang tidak memisahkan antara ilmu dan agama. Pandai dalam ilmu keduniaan tetapi juga mempunyai nafas religi yang kental. Sudah terbukti bahwa manusia yang peduli pada agama sajalah yang tetap eksis dalam kehidupan yang cenderung materialistis (serba benada).
Kita harus jujur mengakui betapa porsi pendidikan agama di seleluruh jenjang sekol

Penting diingatkan, Islam sama sekali tak mengajarkan pemisahan antara ilmu dan agama. Tak ada dekotomi ilmu umum dan ilmu agama. Karena sesungguhnya orang berilmu tanpa agama bagai orang buta, sementara beragama tanpa didasari ilmu bagai orang pincang. Maka yang kita perlukan adalah ilmu yang agamis. Apa itu ilmu yang agamis ? Bukan, bukan ilmu tentang agama, tapi ilmu yang diwarnai dan dilandasi nilai keagamaan. Sebut saja islamisasi pengetahuan, sebagiamana banyak disebut orang beberapa tahun lalu. Inti dari konsep ini ialah ilmu pegetahuan diajarkan dengan sesalu dikaitkan dengan masalah agama dan keberadaan Allah serta kebenaran al Qur’an.
Ketika anak mempelajari peredaran bulan dan matahari, mereka diajak untuk mensyukuri nikmat Allah yang mengatur alam semesta dengan sedemikian rapinya. Saat mempelajari aliran darah tubuh manusia, rumitnya susunan syaraf dalam otak manusia, ingatkan betapa canggihnya teknologi yang diterapkan Allah SWT.
Dengan pendekatan demikian anak terdidik untuk selalu ingat kebesaran Allah dalam setiap keadaan. Maka semakin bertambah ilmu mereka,semakin bertambah pula kecintaannya terhadap Sang Kholiq Maha Pencipta. Jadi tak ada satu pun ilmu yang seolah bias berdiri sendiri hanya berbicara tentang dunia. Maka ceriteria pertama yang baik untuk puta Anda adalah sekolah yang mengajarkan materi keilmuan dengan ruh keislaman secara mendasar dan menyeluruh.
- Uswatun Hasanah
Mana mungkin anak didik menjadi sholih dan sholihat jika gurunya sendiri bukan orang yang seperti itu ? Sesungguhnya seorang anak akan mengambil pelajaran bukan hanya yang disampaikan oleh sang guru, melainkan juga dari caranya berbicara, caranya berbusana, hingga caranya berpikir.
Guru dengan busana muslim dan muslimah, adalah yang terbaik untuk anak Anda. Yang niat mengajarnya bukan hanya demi sesuap nasi, tetapi memang mengabdipkan diri demi terciptanya generasi cendikia yang bertaqwa. Yang berkepribadian dan berakhlah sebagaimana diajarkan al-Qur’an sehingga patut menjadi uswatun hasanah bagi anak. Apabila seorang guru mampu menampilkan bahwa pribadi yang islami itu bersih, indah, penuh kasih sayang, maka anak didik akan dengan senang hati menerima Islam seperti itu pula. Sebaliknya jika guru tidak bisa menjaga kebersihan, keindahan dan kerapian penampilan diri, maka Islampun akan terkesan jorok dimata mereka.
Apabila bibir guru dibasahi dengan kalimat thayyibah dan dzkir mengingat Allah, maka sang anakpun akan segera mengingatnya dan mengakrabkan bibirnya dengan kalimat itu. Mengawali segala sesuatu dengan bacaan Basmalah dan segera memuji Allah SWT, Subhanallah, ketika menemui keindahan dan mengucapkan takbir begitu melihat kebesaran Allah, sungguh merupakan pribadi guru seorang guru yang akan mampu memberi warna keimanan dan ketaqwaan pada seluruh bidang pelajaran tanpa melalui proses hafalan dan teori yang berbelit-belit.
- PEMBIASAAN DI SEKOLAH
- TETAPKAN HATI
Oleh : Toto Yulianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar